Pages - Menu

Bisnis Online

Selasa, 02 April 2013

Puisi untuk Bunda

Bunda telah beranjak sepuh dan kau telah tumbuh dewasa,
Kala yang biasanya mudah dan tanpa upaya, kini jadi beban,
Kala mata terkasihnya nan setia
tak menerawang kehidupan seperti dahulu,
Kala kakinya mulai lelah dan enggan menyokong tubuhnya lagi,
Kala itu berikanlah lenganmu untuk menyokongnya,
Temanilah ia dengan kegembiraan dan sukacita,
Waktu akan tiba, ketika kau terisak menemaninya
dalam perjalanan terakhirnya

Dan jika ia bertanya kepadamu, selalulah menjawabnya,
Dan jika ia bertanya lagi, jawablah pula.
Dan jika ia bertanya lain kali, bicaralah padanya
tidak dengan gelegar, namun dengan damai lembut,
Dan jika ia tak mampu mengerti dengan baik,
jelaskan semuanya dengan suka cita,
Waktu akan tiba, waktu nan getir
tatkala mulutnya tak akan bertanya lagi.

Puisi ini diterjemahkan dari bahasa jerman pada tahun 1923, ditulis oleh orang yang sangat mencintai ibunya. Dia adalah.... Adolf Hitler
(Saya menyalin dari buku "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2!" dan dipersembahkan untuk teman-teman yang sangat mencintai ibu)


Related Articel:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar